Categories: Internasional

PBB Terkejut Setelah Pemimpin Separatis Papua ‘Menyusup’ Dalam Delegasi Vanuatu

Jakarta, Delegasi.Com- Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Michelle Bachelet, terkejut ketika pemimpin kelompok separatis United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda, ada di dalam rombongan delegasi Vanuatu saat menemui dirinya pada pekan lalu.

Hal ini disampaikan langsung oleh Bachelet seperti direalis CNN indonesia.com saat berbincang melalui sambungan telepon dengan Duta Besar RI untuk PBB di Jenewa, Hasan Kleib, pada Rabu (30/1/2019) waktu setempat.

“KTHAM menyampaikan merasa ‘caught by surprise’ dengan adanya anggota delegasi yang bukan merupakan anggota Delegasi resmi UPR Vanuatu (Benny Wenda),” demikian pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri RI, Kamis (31/1).

Kantor KTHAM PBB (OHCHR) sebelumnya menjelaskan bahwa awalnya, Vanuatu meminta bertemu dengan Bachelet untuk sesi Universal Periodic Review (UPR) di markas PBB di Jenewa, Swiss, pada Jumat pekan lalu.

Ternyata, di dalam delegasi tersebut ada Benny yang kemudian menyerahkan petisi referendum kemerdekaan Papua kepada Bachelet.

Kemlu RI menyatakan Bachelet senantiasa melihat “good intention” dari negara anggota PBB yang ingin bertemu dengannya. Namun, langkah Vanuatu tersebut tidak menunjukkan “good intention.”

“KTHAM cukup kaget ketika berita mengenai pertemuan tersebut diberitakan secara luas oleh Benny Wenda yang bukan merupakan anggota Delegasi Vanuatu,” tulis Kemlu RI.

Dalam pertemuan itu, Benny menerangkan kepada Bachelet bahwa di bawah pemerintahan Indonesia, warga Papua tak memiliki kebebasan berpendapat, berekspresi, dan berkumpul.

Ia kemudian mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan kebebasan adalah melalui petisinya tersebut.

Menurut juru bicara OHCHR, Ravina Shamdasan, setelah itu Bachelet langsung menjelaskan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Indonesia mengenai masalah HAM di Papua, dan meminta akses ke wilayah paling timur Indonesia tersebut.

“Indonesia sepakat untuk memberikan akses kepada kantor kami ke Papua dan kami menunggu konfirmasi terkait pengaturan tersebut,” kata Shamdasani kepada CNNIndonesia.com.

Hasan memastikan bahwa saat ini pengaturan jadwal kunjungan PBB ke Papua itu masih terus diatur dan diperkirakan bakal terwujud pada tahun ini.

//delegasi(CNNIndonesia/hermen)

Komentar ANDA?

Penulis Delegasi

Recent Posts

Libas Persamba Mabar Goyangan Gawi  Perse Ende Melenggang Ke Semifinal

KUPANG, DELEGASI.NET - Mimpi besar PERSE Ende untuk membawa pulang trofi juara El Tari Memorial…

8 jam ago

Gubernur NTT Siap Dukung Koperasi Merah Putih

JAKARTA -  Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena menyatakan siap mendukung program…

10 jam ago

Nakes di RS TC Hillers Maumere Kembali Demo Tuntut Uang Jasa Covid-19

MAUMERE, DELEGASI.NET - Sejumlah Tenaga Kesehatan (Nakes) RSUD TC Hillers Maumere, Selasa 18 Maret 2025…

12 jam ago

Komisi II DPRD NTT Minta Pemprov Segera Selesaikan Masalah Status Lahan di Balai Benih Hortikultura Nagekeo

MBAY, DELEGASI.NET – Ketua Komisi II DPRD NTT, Leonardus Lelo meminta pemerintah segera menyelesaiakan masalah…

13 jam ago

Wagub NTT Kunjungi Pasar Lili, Dibangun Tahun 2019 Belum Dimanfaatkan Pedagang

KUPANG - Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma mengunjungi bangunan Pasar Baru Lili di Desa Camplong,…

14 jam ago

Menteri P2MI akan ke NTT Bahas Khusus Soal Pekerja Migran

JAKARTA – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, antusias menyambut kunjungan rombongan Gubernur…

15 jam ago